Tuesday, October 18, 2011

Dakwah Parlemen

0

Menyusun Undang-undang di DPR tidak sama dengan membuat hukum tandingan atas hukum yang Allah turunkan. Sebaliknya,
duduknya para juru dakwah di parlemen adalah sebuah upaya untuk meresmikan hukum Allah agar bisa diakui oleh masyarakat sebagai hukum yang positif. Misi mereka adalah bagaimana menjadikan ayat-ayat Al-Quran dan As-Sunnah menjadi resmi diakui sebagai undang-undang negara. Bila belum bisa semua secara sekaligus, tentu harus satu persatu.

Semua itu adalah sunnatullah dan ciri khas dakwah para nabi dan Rasul, serta contoh nyata perjuangan para salafush-shalih. Mereka tidak pernah meninggalkan perjuangan untuk menerapkan syariat Islam hanya karena umatnya belum mau menerima langsung sepenuhnya.

Hal ini mengingat bahwa negara ini secara resmi tidak mengakui hukum Islam secara total, kecuali hanya beberapa bagian kecil saja. Kalau kita masih mengakui eksistensi negara ini, maka kewajiban kita adalah memperjuangkan secara resmi dan penuh dengan legitimasi agar lebih banyak lagi hukum Islam yang bisa diakui dan berlaku di negara ini.

Namun sebaliknya, bila kita beranggapan tidak boleh memperjuangkan tegaknya hukum Islam di dalam konstitusi negara, konsekuensinya kita pun tidak boleh mengakui keberadaan negara ini. Sebuah sikap yang tidak konsekuen dengan realita yang ada. Sebab Rasulullah SAW pun bisa melihat realitas bahwa di sekelilingnya ada banyak negara besar yang tidak menjalankan hukum Allah. Bahkan secara resmi Rasulullah SAW berkirim surat kepada para penguasa dunia lengkap dengan stempel resmi kenabian. Artinya, beliau SAW mengakui keberadaan negara-negara kafir itu.

Sementara, negara kita sebenarnya tidak 100% kafir, sebab mayoritas penduduknya muslim dan para pemegang tampuk kekuasaannya pun orang-orang Islam. Bahkan tidak semua hukum Islam ditolak, meski yang tertampung di dalam hukum positif negeri ini terlalu sedikit. Namun semua itu terjadi bukan tanpa perjuangan sebelumnya.

Bukankah sebelum dijajah oleh barat, negeri ini adalah negeri Islam yang menjalankan syariah Islam ? Bukankah negeri ini merdeka -setelah izin Allah- atas jasa para mujahidin yang mengorbankan nyawa demi tegaknya hukum Islam ? Bukankah ketika negara ini berdiri, masih ada kekuatan Islam yang berupaya menjadikan hukum Islam tegak berdiri secara resmi di negeri ini ? Bukankah umat Islam selama kemerdekaan tetap terus berupaya merebut hak mereka untuk menegakkan hukum Islam di negeri ini?

Lalu mengapa kita menafikan semua perjuangan dan jasa pendahulu kita dalam menegakkan hukum Islam ? Bukankah kesempatan untuk menegakkan hukum Islam sekarang ini terbuka lebar ? Dan sederhananya, asalkan didukung oleh mayoritas anggota dewan, maka tidak ada aral lagi untuk meresmikan penerapan syariat Islam. Bukankah mayoritas anggota legislatif adalah umat Islam juga?.

Lalu mengapa setelah semua kesempatan untuk menancapkan hukum Islam terbuka, masih adanya saja pihak-pihak yang tidak setuju memperjuangkan dakwah lewat parlemen ? Apakah hukum Islam bisa tegak kalau kita hanya berkutat pada aktifitas berpidato, ceramah, khutbah dan cetak buku ? Apakah hukum Islam bisa tegak hanya dengan mengeluarkan fatwa halal dan haram atau bid`ah dan sunnah ? Apakah memperjuangkan tegaknya syariat Islam tidak termasuk menghidupkan sunnah nabi SAW ?

Kalau pun kita belum mampu berjuang menegakkan Islam lewat kesempatan berdakwah di parlemen, minimal kita tidak boleh menghalangi niat orang lain yang sudah punya kesempatan. Sebaliknya, kita justru harus mendoakan perjuangan mereka agar berhasil berdiplomasi untuk semakin banyak meng-golkan syariat Islam di negeri ini. 


Wallahu 'Alam bish shawab Readmore »»

Saturday, June 11, 2011

Tentang Ramalan Hari Kiamat

0
Ternyata di negeri yang katanya paling maju sekalipun seperti Amerika Serikat masih banyak sekali yang masih percaya pada ramalan ataupun takhayul. Tidak jarang masyarakat sekarang yang banyak notabenya dari negara berkembang seperti di Indonesia terkena imbas-nya juga. Ada yang mempercayai bahwa ketika rumah mereka ditemui burung gagak hitam atau kucing berbulu hitam mereka akan mendapatkan kesialan beruntun, atau seperti menyalakan kembang api dan meniup terompet di malam tahun baru yang bertujuan untuk mengusir dan menakut-nakuti roh-roh jahat, bahkan dari mereka ada yang berani meramalkan hari kiamat besar di dunia ini akan terjadi.

Hingga beberapa minggu ini pembahasan tentang kapan terjadinya hari kiamat ini masih menjadi topik yang hangat dibicarakan dibeberapa media informasi di Amerika Serikat. Menurut mereka yang yakin dan mempercayai adanya ramalan tersebut, ada beberapa versi sumber ramalan yang mengatakan kiamat besar itu akan terjadi seperti salah satunya adalah ramalan suku Maya, yang menurut informasi adalah merupakan suku tertua di benua Amerika. Pada sistem penanggalan didalam Kalender Bangsa Maya / Maya Calendar yg menurut anggapan mereka merupakan kalender paling akurat hingga kini yg pernah ada di bumi. (Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M), mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012, tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan “End of Times”.

Kemudian sumber informasi lainnya adalah dari salah seorang pendeta Amerika Serikat terkenal Harold Camping yang memiliki puluhan juta pengikut setia, dengan tegas mengatakan bahwa hari kiamat besar akan terjadi sesuai dengan prediksi Bible, “Blow the trumpet, warn the people” (Tiuplah sangkakala, peringatkan umat manusia),” demikian kutipan ayat Bibel yang diambil dari Yehezkiel 33:3. “Judgment Day May 21, 2011. The Bible Guarantees it!” (Hari Penghakiman akan tiba 21 Mei 2011. Alkitab (Bibel) Menjamin Kebenarannya!" begitu tegasnya. Akan tetapi setelah tanggal yang ia perkirakan itu lewat dan gagal dibuktikan, sang pendeta ini tidak mau menyerah dan tidak mau kehilangan pengikut setianya sehingga ia membuat ramalan baru tentang hari kiamat yang akan jatuh pada tanggal 21 Oktober 2011 nanti.

Meskipun yang mempercayai ramalan-ramalan tersebut lebih banyak bukan dari kalangan kaum muslimin, akan tetapi tidak banyak pula dari kaum muslimin yang setidaknya sedikit terpengaruh oleh pemberitaan di media yang mereka lakukan, baik itu melalui berita televisi, internet, ataupun melalui berbagai Film seperti Film terkenal buatan Amerika yang berjudul “2012”. Walaupun mereka yakin tidak mempercayainya, akan tetapi secara tidak langsung sebagian dari mereka ada sedikit rasa takut tentang pemberitaan dan wacana tersebut akan terjadi sesuai prediksi. Seperti contohnya, meskipun mereka yakin tidak mempercayai pemberitaan dan penggambaran dari Film “2012”, akan tetapi mereka tetap menonton film tersebut dan mengagumi kiamat yang digambarkan oleh sutradaranya dan ada sedikit rasa ketakutan jika yang digambarkan itu terjadi. Atau cerita lainnya, mereka yakin benar tidak akan terjadi kiamat sesuai ramalan pendeta Harold Camping tersebut, namun mereka dengan iseng mengatakan, “ Cepat-cepat wujudkan mimpimu! keburu Kiamat 2012 looh..”. Na'udzubillahi min dzalik semoga kita tidak pernah memikirkan dan mengatakan hal yang seperti itu. Karena sudah jelas hukumnya, jika kita memiliki keyakinan pada sebuah ramalan meskipun itu hanya sedikit adalah haram. Seperti yang digambarkan pada hadist dibawah ini.

“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang diramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Tirmidzi No. 135, Abu Dawud No. 3904, Ibnu Majah No. 639 dan Ahmad No. 9252)

Dari Shafiyyah binti Abu ‘Ubaidah r.a dari sebagian isteri-isteri Nabi S.aw, bahwa beliau bersabda : ” Barangsaiapa mendatangi seorang ‘arraf/peramal kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu, lalu ia mempercayainya,maka tidak diterima shalatnya 40 hari ” (HR. Muslim)

Seharusnya Umat Islam percaya dan yakin bahwa Hari Kiamat Besar itu tidak dapat diramalkan, karena yang mengetahui kapan terjadinya itu hanyalah Allah Azza wa Jalla saja, Tuhan Seluruh Alam. Seperti yang jelas digambarkan oleh Allah swt. dalam Al-Quran bahwa:




Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Al A’raaf 187).
 

Dari penggalan ayat di atas, Allah sudah menggambarkan dengan jelas bahwa akan banyak diantara manusia yang akan memprediksi tentang kapan kiamat terjadi, dan lalu Allah swt. membantahnya dengan tegas sangkaan-sangkaan manusia tersebut, bahwa hanya Dia lah yang memiliki Rahasia kapan hari kiamat itu akan terjadi.

(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?. Untuk apa engkau perlu menyebutkan waktunya?. Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Engkau Muhammad hanyalah pemberi peringatan bagi yang takut kepadanya (hari kiamat) ". ( Surah An-Naziat : 42-45)


Wallahu 'alam bishawab.
By
Rzk
Readmore »»

Monday, May 16, 2011

Optimis Bagian dari Kemenangan

0
Ikhwati fillah…

Dalam kelelahan, ketegangan dan kekalutan kaum muslimin masih memiliki secercah harapan meraih kemenangan. Itulah yang terjadi pada saat kaum muslimin dikepung oleh pasukan Ahzab. Bahkan dalam situasi yang menegangkan dan jauh dari perhitungan untuk menang itu mereka masih berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Maha Benar Allah dan Rasul-Nya. Tidaklah bertambah dalam diri mereka kecuali keimanan dan kepasrahan pada Allah SWT.” Dalam kesiapan penuh, menghadapi kepungan musuh dan kondisi medan yang begitu berat, Rasulullah SAW. Memompa semangat dengan menjanjikan bahwa mereka akan dapat menundukkan Romawi, Persia, Iskandariyah dan negeri-negeri lainnya. Akhirnya kaum muslimin mendapatkan kemenangan pada perang Ahzab tersebut tanpa pecahnya peperangan lazimnya dan Allah SWT. membuktikan janji-Nya menaklukkan negeri-negeri besar pada masa pemerintahan Umar bin Khathab RA.

Lihatlah pula nasihat yang teduh bagai air di padang pasir, taujih dan janji Rasulullah SAW. yang amat menyejukkan hati keluarga Ammar bin Yasir. ‘Sabarlah wahai keluarga Yasir tempat yang dijanjikan Allah bagimu adalah syurga’. Seuntai kalimat dari seorang murabbi akan mampu meredam sakitnya penderitaan, menahan gejolak kesakitan dan membangkitkan semangat berbuat meski tidak dapat merayakan kemenangan.

Wahai saudaraku yang kucintai di jalan Allah.


Perjalanan hidup umat teladan hendaknya menginspirasi aktifitas yang kita lakukan saat ini. Betapa banyak pengalaman mereka dapat kita jadikan cermin hidup agar rambu-rambu perjalanan menjadi jelas dan terang. Seperti jelasnya perjalanan generasi terbaik dalam sejarah umat ini sehingga mereka mendapatkan harapannya di dunia dan akhirat tanpa takut kerugian sedikit pun.

Wahai saudaraku yang kucintai karena Allah
.

Kemenangan umat terdahulu banyak kita temukan bermula dari optimisme yang tinggi untuk meraih kemenangan. Optimisme yang stabil menghantarkan mereka cepat atau lambat menuju kegemilangan. Karena optimisme bagian dari kemenangan itu sendiri. Baik kemenangan di dunia ataupun di akhirat.

Optimisme orang-orang beriman sangat melekat pada jiwanya karena mereka yakin bahwa mereka bersama Allah SWT. Dengan kebersamaannya bersama Allah itulah mereka meyakini perbuatannya, proses dan prosedurnya serta keberhasilannya mencapai kesuksesannya. Dengan optimisme itu segala yang berat menjadi ringan, yang susah menjadi mudah dan yang rumit menjadi sederhana.

Ketika optimisme sudah merasuk ke jiwa maka dorongan besarlah yang muncul, dorongan untuk melakukan sebuah cita-cita agar meraih kejayaan. Ketika seorang sahabat bertanya pada Rasulullah SAW. ‘Bagaimana nasib saya bila maju ke medan peperangan yang sedang berkecamuk itu’, beliau menjawab: ‘kamu akan mendapatkan syurga’ maka sahabat itu segera maju ke depan bahkan membuang kurma yang sedang dikunyahnya seraya bergumam: ‘ini akan memperlambat saya mendapatkan syurga’. Subhanallah begitulah sebagian dari kisah generasi teladan Islam.

Saat optimisme membumbung tinggi dalam sanubari seorang mukmin ia akan bergerak, bersikap, berjalan dan berkorban meskipun ia belum tentu dapat merasakan nikmatnya kemenangan. Karena sesungguhnya dengan jiwa optimis itu mereka sudah mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya. Paling tidak ia terdorong untuk memberikan sumbangsih mulianya demi keyakinan yang ia imani.

Wahai saudaraku seiman.


Saat ini hal-hal yang menghadang perjalanan kita menuju kejayaan amatlah banyak. Rintangan, gangguan cobaan datang silih berganti. Baik yang datang dari luar ataupun yang ada dalam diri sendiri. Sepertinya mereka tidak pernah lelah dan berhenti. Mereka tidak menghendaki kemenangan ada di tangan kita. Apabila kita pun lelah dan jenuh menghadapinya maka selamanya kita tidak akan pernah mencicipi rasa kemenangan itu.

Tatkala kita lelah muncul bisikan-bisikan nista sambil mengatakan untuk apa berkorban apakah pengorbanan yang kamu lakukan akan kamu dapati hasilnya. Apakah pengorbanan itu akan kita rasakan. Jangan-jangan kita yang berkorban malah orang lain yang menikmatinya. Dan sedihnya lagi apa yang sudah kita lakukan akan dipungkiri dan digugat. Mereka juga akan menutup mata pada apa yang kita perbuat. Bisikan-bisikan ini sering kali mampir di telinga kita. Seakan-akan mereka ingin menyetop lajunya langkah kaki-kaki kita.

Wahai saudaraku yang kukasihi karena iman.

Gangguan yang menggelayuti kita mesti kita lawan, karena kita mempunyai iman, kita mempunyai keyakinan dan kita bersama keberkahan Allah SWT. Dan itu berangkat dari jiwa optimis yang ada dalam diri kita. Marilah kita hayati dan yakini sabda Rasulullah SAW. Di saat menghantarkan para sahabat dalam perang ahzab:
‘Fasiruu bi barakatillah wa antum fa’izuun, Berangkatlah kalian dengan keberkahan Allah dan kalian akan menang’.

Allahu akbar… walillahilhamd. Amin.

Readmore »»