Walimatul ‘Ursy… begitulah kata yang sering kali kita baca di Undangan-undangan pernikahan teman-teman kita di Facebook. Kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu pengertian walimah. Kata walimah diambil dari kata Al-Walamu yang maknanya adalah pertemuan. Sedangkan kalo secara istilah bermakna hidangan / santapan yang disediakan pada pernikahan. Jadi kalo di acara resepsi pernikahan gak ada makanan yang dihidangkan, itu namanya bukan walimahan. Karena banyak hadits Rasulullah saw. yang menyebutkan bahwa di dalam acara walimah itu ada makanan yang disuguhkan. Seperti hadits berikut ini. Rasulullah SAW mengadakan walimah untuk Shafiyah dengan hidangan kurma, minyak dan aqt. (HR. Bukhari) dan hadits, Undanglah orang makan walau pun hanya dengan hidangan seekor kambing (HR. Bukhari dan Muslim). Bukan hanya karena ada acara makan-makannya saja walimah itu diselengarakan, tentunya ada tujuan-tujuan lain yang bisa kita lihat dari kacamata Islam memandang. Diantaranya yang pertama, tujuan utama pesta walimah sebenarnya adalah sekedar memberitahukan kepada banyak orang bahwa pasangan pengantin ikhwan dan akhwat ini telah resmi menikah. Lalu acara walimah ini bisa bertujuan untuk dijadikan ajang saling mendo’akan antara pengantin dan para tamu undangan. Untuk sang pengantin agar mendapat keberkahan dari Allah SWT serta menjadi pasangan yang saling menguatkan dalam iman dan taqwa. Untuk tamu undangan yang belum menikah, didoakan oleh sang pengantin agar segera menyusul untuk menikah. Dan bagi tamu undangan yang sudah menikah, didoakan agar sang suami segera menambah pasangannya lagi (Ciiiaaaat… dipukulin istrinya masing-masing… hehehe becanda). Yang pasti, acara walimahan ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur sang pengantin kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan segala pemberian dari-Nya.
Banyak kita melihat dan menghadiri acara walimahan teman-teman atau saudara-sadara kita yang berbeda-beda dalam hal penyelengaraannya. Baik itu dari segi upacara adatnya, pesta jamuannya, dan hiburannya. Ada yang upacara adatnya dengan pemandian kembang 7 rupa bagi sang pengantin, ada pula upacara adat melempar uang ke jalan atau istilah lainnya saweran (ini yang ditunggu-tunggu permirsa nih,, hehe.. lumayan). Kalo dari segi acara hiburan, ada yang menampilkan hiburan-hiburan islami, seperti nasyid, theater pelangi (hehehe.. promosi dikit), dan rebana-rebana. Ada pula acara hiburan lainnya seperti menampilkan Band-band papan atas, band papan menengah, sampai band papan seluncur juga ada :D. Ada juga kalo di kampung-kampung masih ada hiburan seperti penampilan wayang kulit tengah malam, gambus, kuda lumping, dang-dutan, sampai penampilan tari jaipongan 7 hari 7 malam (wuiihh… kasihan banget tuh penarinya, pasti gempor… :D ).
Tadi semua merupakan contoh-contoh penyelenggaraan walimahan sebagai gambaran kepada kita bahwa itulah realita yang terjadi pada masyarakat kita saat ini. Begitu semangatnya untuk mengadakan pesta walimah, sampai-sampai terkadang melewati batas kewajaran dan mulai memasuki wilayah yang sebenarnya tidak lagi sesuai dengan rambu-rambu syariah. Seharusnya, sebagai muslim yang taat menjalankan agama, ketika menggelar acara walimah tentu harus mematuhi rambu-rambu syariah Islam yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Oleh karena itu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan sebuah acara walimah, agar mendapatkan keberkahan dari Allah swt.
Salah satu diantaranya adalah tidak berlebihan dan boros. Perintah Rasulullah tentang adanya jamuan makan dalam acara walimah bukan berarti kita dibenarkan untuk menghambur-hamburkan harta kita untuk satu kali pesta. Kesan yang seringkali timbul dalam penyelenggaraan pesta walimah adalah memaksakan diri untuk kemegahannya, mereka selalu berfikir “ah.. hanya satu kali ini dalam seumur hidup” tanpa berpikir bahwa semua itu ada batasnya. Dan bila batas wajar itu terlewati, maka di depan ada larangan yang menghadang, yaitu sikap boros yang dikaitkan oleh Allah SWT sebagai saudaranya setan. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra` : 27).
Terkadang ada pemikiran di diri mereka rasa gengsi dan malu jika mereka akan menyelenggarakan acara walimahan yang sebatas bisa melakukan pesta kecil dan sederhana. Lalu mereka terus berfikir, bagaimana cara membuat acara walimahan mereka yang satu kali dalam seumur hidup itu lebih terihat megah dan besar di mata orang lain. Bahkan ada diantara mereka yang sampai rela meminjam uang (ngutang) untuk membuat acara pesta besar-besaran dan membeli mas kawin yang mahal, melebihi batas kemampuan mereka (Nau’udzubillahi min dzalik). Oleh karena itu jika kita ingin menyelenggarakan acara walimahan, keluarkan harta untuk walimah semampunya dan sesanggupnya. Kalau tidak ada, tidak perlu diada-adakan. Sebab yang penting acara walimahnya bisa berjalan dan mendapat ridho dari Allah SWT., dan mengikuti anjuran dari Rasulullah SAW. Dan hal yang terpenting lainnya adalah kehidupan yang kita jalani nanti setelah pernikahan tersebut.
Ada satu kebiasaan yang sudah melekat pada masyarakat kita yang perlu kita kritisi bersama bahwa jika seorang tamu undangan tidak membawa amplop (uang) atau kado saat pesta walimahan, maka tamu tersebut dianggap tidak tahu malu atau tidak tahu diri. Sehingga seolah-olah berlaku hukum bahwa siapa yang tidak punya amplop (uang) dan kado yang diserahkan kepada petugas penerima tamu di depan, maka tidak boleh datang menghadiri pesta walimah. Bahkan ada juga diantara mereka yang menulis di kartu undangan, “jangan membawa kado, bawa amplop berisi uang saja sudah cukup, agar kami tidak tekor alias rugi” (kebangetan nih orang >.<). Ini menggambarkan seolah-olah digelarnya acara walimah semata-mata mengharapkan 'bantuan' finansial dari hadiah dan amplop tersebut untuk menutupi semua pengeluaran dalam acara tersebut. (HadeuuuH -___-“). Oleh karena itu, kita harus membuang kebiasaan kurang baik tersebut, sehingga dalam penyelenggaraan walimah kita tidak terlalu mengharapkan pemberian amplop atau kado. Jika ada yang memberi, Alhamdulillah… :D
Lalu kebiasaan buruk lainnya yang ada di masyarakat yang harus dikritisi adalah acara walimahan yang tidak menghormati waktu shalat. Pemandangan amat ironis yang sering kita lihat adalah ketika sebuah pesta walimah yang digelar di dekat masjid, Tatkala adzan berkumandang, iqamat dilantunkan, shalat berjamaah dilaksanakan oleh imam, tapi musik walimah terus saja dilantunkan. Ibarat pepatah kafilah berlalu, anjing pun menggonggong. Yang shalat tetap shalat, yang asyik joget dengan musik pun tetap asyik. Seharusnya sebagai penyelenggara perlu menghentikan lantunan musiknya sejenak agar menghormati orang yang sedang shalat dan mengumumkan kepada para tamu undangan bahwa waktu shalat sudah tiba.
Selain itu yang perlu kita perhatikan dalam menyelenggarakan walimahan, Rasulullah saw mengajarkan kepada kita untuk mengundang anak yatim dan orang miskin, jadi bukan hanya orang kaya saja yang diundang. Sebagaimana hadits Rasulullah Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,`Makanan yang paling jahat adalah makanan walimah. Orang yang butuh makan (si miskin) tidak diundang dan yang diundang malah orang yang tidak butuh (orang kaya). (HR. Muslim). Inilah walimah yang paling jahat yang dikatakan Rasulullah saw dan alangkah sedihnya bila orang-orang miskin malah tidak dapat makanan dan tempat duduk.
Maka marilah kita tanamkan pada diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita bahwa dalam membuat acara walimah perlu diperhatikan hal-hal diatas. Meskipun walimahan tersebut terlihat seperti acara sederhana saja, akan tapi acara tersebut penuh makna dan berlimpah keberkahan dari Allah SWT. Aamiin..
Wallahu a'lam bishshawab
By
RZK
4 Response to Menikahlah Sebelum Engkau Dinikahkan.. ^_^
Insya allah
Insya allah
Ajib ....baggus banget posnya jadi tambah wawasan.
Ajib ....baggus banget posnya jadi tambah wawasan.
Post a Comment